Bank BRI Capem Beureunuen No. Rek : 3969-01-004213-53-5
An. Yayasan Darul Amna Mutiara
Dayah Darul Amna adalah kelanjutan dari sebuah Zawiyah yang pernah didirikan oleh Alm. Tgk. H. M. Daud Beurue eh. Tgk. Muhammad Daud Beureu-eh (selanjutnya di sebut “Abu Beureu-eh”). lahir Pada tahun 1316 H / 1896 M di Beureu-eh Meunasah Dayah Landschap Keumangan, sekarang disebut Kecamatan Mutiara, anak dari keuchik Amad dan ibunya Cut Manyak.
Menjelang remaja Abu Beureu-eh (1911) beliau menyampaikan maksudnya pada T. Imum Huisin untuk pergi mengaji, ia diantar ke dayah Tanoh Mirah Titeue, dan diserahkan pada seorang ulama. Gurunya memperhatikan kecerdikan Abu Beureu-eh dan mengatakan kepadanya bahwa “untuk melancarkan dan memahirkan pelajaran apa yang dipelajarinya diajar pada kawan-kawannya sepengajian sebagai ulangan”. Dalam usia yang masih muda Muhammad Daud menikah dengan seorang wanita bernama Halimah di Gampong Usi Dayah. Sekalipun bayak ilmu yang diperoleh di titeue Muhammad Daud belum puas, ia pergi ke Gampong Lhang Tijeu untuk menuntut ilmu pada Haji Ahmad, kemudian pergi ke Paleue belajar pada Teungku Lam Lagang ayah dari Asma.
Teungku Lam Lagang menikahkan anaknya Asma dengan Abu Beureu-eh. sesudah tiga tempat menuntut ilmu belum juga pergi kedayah Mon Ara Ie Leubeu kecamatan Kembang Tanjung. Disinilah Muhammad Daud menojol, sehingga bergelar Teungku Muhammad Daud Beureueh,. Setelah itu beliau menetap di Gampong Usi Dayah dan memimpin masyarakat sambil membangun Zawiyah ( Dayah ) pada tahun 1920. banyak pemuda dari seluruh Aceh datang ke tempat “Abu Beureu-eh” mengajar di Gampong Usi Dayah Kecamatan Mutira Timur Kabupaten Pidie.
Seiring perkembangan pada masa itu karena penjajahan Belanda, terjadi pertikaian antara kaki tangan Belanda yaitu para Ulee Balang dengan para ulama dibawah pimpinan “Abu Beureu-eh” yang menentang Belasting / upeti diserahkan kepada kaki tangan Belanda yaitu Ulee Balang Kemangan tapi antar langsung ke Sigli serahkan kepada Controleur di sigli, sehingga Ulee Balang Keumangan marah. Menghindari pertumpahan berlanjut antara sesama bangsa Aceh, kemudian Tuanku Radja Keumala seorang bangsawan keturunan Sultan Aceh datang ke Beureuneun untuk mengajak “Abu Beureu-eh” pergi ke Tapak Tuan untuk menjadi guru disana. Sehingga Zawiyah / Dayah yang ada di Gampong Usi Dayah di serahkan kepada beberapa orang ulama untuk memimpinnya, tetapi tidak bisa berkembang, seorang demi seorang murid meninggalkan Zawiah tersebut. Setahun lamanya mengajar di Tapak Tuan, kemudian beliau kembali ke Beureunuen. Namun karena sudah lama ditinggalkan “Abu zawiyah /Dayah di Usi Dayah tutup dengan sendirinya.
Tahun 1996 Abu Mansoer, Tgk. Zakaria H. Usman dan H. Hanafiah Mahmud mendirikan kembali Zawiyah/ Dayah yang diberi nama Dayah Darul Amna.
Pada masa konflik, kurun waktu antara tahun 1988 s/d 2000 pertumpahan darah kembli melanda Aceh, rakyat dalam kesusahan menyelamatkan diri dan keluarga, pengungsian di mana-mana, sehingga anak-anak yang orangtuanya menjadi korban kekerasan bersenjata terlantar dan tidak dapat lagi menikmati pendidikan, baik pendidikan agama maupun umum, sehingga saat itu keadaan sudah sangat memperihatinkan. Seorang masyarakat yang bernama (Alm). Tgk Zakaria Usman tergerak hatinya untuk membantu anak-anak tersebut.
Maka pada tanggal 27 September 1999 Tgk. Zakaria Usman beserta dengan beberapa tokoh masyarakat /pemuda khusunya di Gampong Dayah Usi dan secara umum di Kecamatan Mutiara berembuk dan bermufakat untuk membentuk menampung anak-anak korban konflik di Dayah Darul Amna dengan membuka Panti Asuhann merangkap dengan dayah yang diberi nama Yayasan DARUL AMNA MUTIARA, serta menyusun pengurusnya. Yayasan bergerak dalam pendidikan agama dan penyantunan Anak anak Yatim, Yatim Piatu, anak Fakir Miskin, anak terlantar.
Demikianlah riwayat singkat terbentuknya Yayasan Darul Amna Mutiara yang sekarang sudah terdaftar pada Notari dengan akte notaris No. 5 Tahun 2000, (akte perubahan No.20 tanggal 14 Februari 2009), dan diakui oleh pemerintah dengan dikeluarkaannya pengesahan yayasan oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia tanggal 19 Agustus 2009.
Not:
Sumber : (Alm) Abu Mansoer, Beliau adalah Mantan Penasehat/Juru Tulis “Abu Beure-eh”, yang ikut kembali Pendiri/membangun Yayasan Darul Amna Mutiara yang sekarang.